presentasi

  1. Uses & Gratification Theory
    sebuah pendekatan untuk memahami mengapa audience bersifat aktif mencari saluran media tertentu dan konten untuk tujuan Gratifikasi
  2. History
    Di akhir 1930-an dan 1940-an, acara kuis sedang populer di radio, dan seorang peneliti bernama Herza Herzog menanyakan pertanyaan sederhana tentang mengapa acara semacam ini menarik bagi berbagai banyak orang. dalam mengajukan pertanyaan ini, Herzog membantah asumsi dari organisasi masyarakat dan audiens yang memiliki efek kuat pada khalayak dan dianggap sebagai gagasan,  bahwa penonton mungkin mendengarkan acara radio untuk alasan yang berbeda
  3. 3
    Dalam menyimpulkan (dan informasi lainnya) penelitian Herzog,McQuail, Blumler, dan Brown (1972) menyimpulkan bahwa audience yang mendengarkan (atau menonton) kuis itu memiliki alasan diantaranya:1. penghargaan diri2. interaksi sosial3. kegembiraan4. daya tarik pendidikan
  4. 4
    Dengan demikian, di tahun 1940-an, para peneliti mulai bertanya tentang bagaimana kebutuhan dan keinginan penonton dapat mempengaruhi efek dari pemrograman media massa. Ada seorang peneliti bernama Swanson (1992) yang telah diberi pengakuan dalam upaya awal penelitian seperti Herzog (1941,1944) sebagai tahap pertama dalam pengembangan pendekatan teori dan telah mencatat tiga atribut dari penelitian yang penting dalam pengembangan kerangka teori ini. Ketiga atribut tersebut adalah1. dalam penelitian ini memperkenalkan gagasan tentang audiens yang aktif, dimana setiap individu memiliki alasan sendiri untuk mengakses media.2. dalam penelitian ini mulai memahami motif-motif audience saat Gratifikasi yang diperoleh dari media massa (meskipun istilah yang spesifik ini tidak digunakan pada saat itu)3. penelitian dalam ini menekankan kemampuan penonton untuk memberikan informasi yang berguna tentang motif dan keinginan mereka berkaitan dengan media tersebut
  5. 5
    Tidak sampai pertengahan tahun 1960 dan awal 1970-an, pendekatan teori ini telah dikodifikasi ke dalam kerangka teori logis.Pernyataan resmi pertama dari teori ini berasal dari Katz, Blumler, dan Gurevitch (1974), yang disebutkan titik dasar Kerangka teori ini dalam pernyataan yang sering dikutip bahwa studi teori ini dimaksudkan:(1) sosial dan psikologis berasal dari (2) kebutuhan, yang membangkitkan (3) harapan dari (4)  media massa maupun sumber-sumber lain, yang menimbulkan (5) pola berbeda dari paparan media (atau keterlibatan dalam aktivitas lain), menghasilkan (6) kebutuhan Gratifikasi dan (7) konsekuensinya lainnya, yang mungkin sebagian besar tidak disengaja.
  6. 6
    Apa kepuasaan yang dicari dan diperoleh dari Media?

    • Informasi
    • -Mencari tahu tentang kejadian dan kondisi yang relevan di lingkungan sekitar, masyarakat, dan dunia
    • -Mencari saran mengenai hal-hal praktis maupun pendapat dan pilihan pengambilan keputusan
    • -Memuaskan keingintahuan dan minat umum
    • -Pembelajaran, Pendidikan diri
    • -Mendapatkan rasa aman dengan pengetahuan

    • Identitas Pribadi
    • -Menemukan penguatan nilai-nilai pribadi
    • -Menemukan model tingkah laku
    • -Mengidentifikasi dengan dihargai orang lain (di media)
    • -Mendapatkan wawasan ke diri sendiri

    • Integrasi dan interaksi sosial
    • -Mendapatkan wawasan tentang keadaan orang lain: empati sosial
    • -Mengidentifikasi dengan orang lain serta mendapatkan rasa ikut memiliki
    • -Menemukan dasar untuk percakapan dan interaksi sosial
    • -Memiliki pengganti kerekanan dalam kehidupan nyata
    • -Membantu untuk melaksanakan peranan sosial
    • -Memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan keluarga

    • Hiburan
    • -Melarikan atau mengalihkan diri dari masalah
    • -Santai
    • -Mendapatkan kebudayaan hakiki atau kenikmatan estetika
    • -Mengisi Waktu
    • -Mendapatkan pelepasan emosi
    • -Mengalami gairah seksual
  7. 7
    Dua perkembangan teoritis ini sangat penting.Pertama, beberapa para ahli telah mengusulkan bahwa list kebutuhan media, dapat dibagi ke dalam jenis yang berbeda secara mendasar dari Gratifikasi. Perbedaan ini termasukisi content terhadap proses gratifikasi (Cutler & Danowski, 1980), gratifikasi kognitif dibandingkan gratifikasi afektif / imajinatif (Mc Quail, I984), dan instrumen dibandingkan gratifikasi ritual (Rubin, I984).Menurut Swanson (1992), perbedaan ini semuanya menunjuk ke perbedaan antara "gratifikasi yang merupakan hasil pengalaman menyenangkan dari konten media serta diwujudkan . . . serta gratifikasi yang merupakan hasil dari pembelajaran informasi dari konten media dan kemudian digunakan dalam praktek "(hal. 310).
  8. 8
    Sebuah perkembangan teoritis penting kedua berkaitan dengan tipologi kepuasan adalah perbedaan antara Gratifikasi yang dicari dan Gratifikasi yang diperoleh.Perbedaan ini membuat titik bahwa apa yang seseorang inginkan dari media tidak selalu didapatkan secara individual pula dari media.Mick Jagger pernah berpendapat bahwa "Anda, tidak bisa selalu mendapatkan apa yang Anda inginkan," dan ini tentu telah ditemukan dalam studi teori ini sebagai gratifikasi yang dicari sering berbeda dari gratifikasi yang diperoleh. Namun, kedua konsep saling terkait satu sama lain (lihat Palmgreen, 1984, untuk diperiksa), meskipun tidak secara deterministik
  9. 9
    Kim dan Rubin (1997) meringkas banyak tentang penelitian ini, mereka mencatat tiga hal di mana kegiatan audiens memfasilitasi kontak media dan efek.Yang pertama adalah selektivitas, di mana setiap individu yang mencari gratifikasi tertentu secara selektif akan mengekspos diri mereka untuk media tertentu. Misalnya, orang yang ingin melepaskan diri setelah seharian di tempat kerja mungkin memilih untuk menyaksikan video musik daripada program berita di televisi.Proses kedua adalah perhatian, di mana setiap individu akan mengalokasikan upaya kognitif untuk konsumsi media, menurut gratifikasi dicari. Misalnya, orang yang mencari informasi terperinci ini akan lebih memperhatikan konten dalam majalah Home Improvement daripada hanya sekadar membolak-balik majalah untuk menghabiskan waktu.Akhirnya, proses ketiga adalah keterlibatannya dengan media, di mana anggota audiens seringkali terjebak dalam message dan bahkan dapat mengembangkan "hubungan" dengan karakter Media. Tipe keterlibatan ini kadang-kadang disebut interaksi parasocial (Horton & Wohl, 1956).
  10. 10
    Dalam kerangka teori, pendekatan expectancy-value akan menunjukkan bahwa kita menghargai hal-hal tertentu (misalnya, pengalihan, informasi, kerekanan) dan bahwa kita memiliki harapan tentang kemungkinan hal-hal ini dapat diperoleh dari sumber berbagai media.Estimasi dari nilai dan probabilitas dikombinasikan untuk memprediksikan gratifikasi yang kita cari dari media, yang kemudian memprediksikan konsumsi media dan gratifikasi yang diperoleh. Sebagai hasil gratifikasi yang diperoleh dari audience, media dapat merevisi penilaian media itu sendiri baik apa yang media tersebut inginkan dan probabilitas itu sendiri dari berbagai sumber media (lihat Babrow & Swanson, 19BB, Raybum & Palmgreen, 7984, Swanson & Babrow, 1989, untuk diskusi )
  11. 11
    Upaya penelitian ini, meskipun produktif dan menarik, namun salah satu kritik telah dilontarkan terhadap kerangka teori ini:bahwa penggunaan dan penelitian gratifikasi telah cukup terfragmentasi dan belum membuahkan sebuah pernyataan teori yang koheren.Seperti DeFleur (1998) berpendapat tentang teori komunikasi massa pada umumnya. penelitian dalam teori ini sering mendapat pemecahan masalah mengenai bagian individu dari model teori ini,, tanpa mempertimbangkan gambaran besar yang patutnya diperhitungkan: "Penelitian Komunikasi massa jarang mengikuti pendekatan programatik, karena dapat menghambat langkah pengembangan teoritis "(p.92).Dengan demikian, kita tahu banyak tentang bagian-bagian dari kerangka teori ini (misalnya, tipologi gratifikasi, mekanisme penghubung gratifikasi dan eksposur) namun sedikit mengenai seberapa baiknya kerangka menyeluruhsesuai dengan pemahaman individu perilaku Media.
  12. 12
    Penggunaan dan model gratifikasi juga telah telah dikritik dianggap terlalu sempit dengan dua pengertian.Pertama, Swanson (1992) mencatat bahwa penelitian ini memiliki sedikit perhatian kepada proses dimana audiens menginterpretasikan teks-teks yang disajikan oleh media. Hal ini diasumsikan bahwa setiap orang memiliki "kebebasan untuk menginterpretasikan atau memecahkan pesan sesuai asumsi keinginan mereka untuk mengalami gratifikasi tertentu" (hal. 320)Namun proses penafsiran tidak pernah ditetapkan, dan penelitian uses & Gratifications menjadi teori sebab-akibat yang sempit daripada teori kaya yang mencakup proses penafsiran.Kedua, Penelitian Uses & Gratifications telah dikritik sebagai teori yang terlalu individualis. Artinya, dalam pergerakan efek dari paradigma yang kuat pada tahun 1930-an untuk keyakinan active audience, maka dapat diperdebatkan bahwa teori Uses & Gratifications sudah mengayunkan pendapat terlalu jauh dan mengabaikan kasus-kasus dimana media punya dampak yang kuat pada khalayak.Peneliti Uses & Gratifications sering mengabaikan konteks yang lebih besar dari konsumsi media (misalnya, hubungan ekonomi dan proses produksi) dalam mendukung suatu penjelasan individual dari paparan media beserta efeknya.
Author
Anonymous
ID
185631
Card Set
presentasi
Description
haduuuuh
Updated